Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Join us on Facebook

Side Ads

Cari Blog Ini

My Facebook

.

.

Bahagia Itu Sederhana

Selasa, 13 Juni 2017

Bahagia memang bukan hanya milik orang-orang tertentu. Kebahagiaan ada di mana-mana karena ia milik semua orang yang mau menerimanya.

Meskipun demikian, setiap orang punya standar kebahagiaan masing-masing. Mungkin hari ini yang membuatnya bahagia adalah ketika bisa menyelesaikan tugas lebih cepat dari biasanya. Namun di kesempatan lain, kebahagian bisa diperoleh saat mendapatkan tantangan baru yang menjanjikan prestasi yang lebih baik.

Jauh di seberang sana, ada sebagian manusia yang sudah merasa bahagia luar biasa ketika mendapatkan sepiring nasi dan lauk, meski belum ada jaminan esok hari bisa mendapat makan layak.

Tentang kebahagiaan, dalam Al-Qur’an Allah menyebutkan:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيّبَةً

“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik-bahagia”. (QS An-Nahl : 97)

Dalam suatu hadits riwayat Imamm Muslim disebutkan:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya” (HR Muslim).

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan bersyukur di saat senang dan bersabar di saat susah, bahkan kedua sifat inilah yang merupakan penyempurna keimanan seorang hamba.

Abdullah bin Mas’ud ra berkata: “Iman itu terbagi menjadi dua bagian; sebagiannya (adalah) sabar dan sebagian (lainnya adalah) syukur”.

Orang yang mampu mengambil ibrah dari hal-hal yang telah dibuat oleh Allah sebagai suatu tanda atas kuasaNya hanyalah orang yang beriman dengan sebenar-benar keimanan. Inilah yang dinyatakan oleh Allah,
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemahakuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur” (QS Luqmaan: 31).

Orang yang menerima nikmat tidak akan mendapati nikmat sebagai anugerah kecuali jika dia mampu bersyukur., jika dia anggap itu sebagai hasil dari kerja kerasnya dalam usaha maka yang timbul adalah kesombongan.

Orang yang mendapatkan cobaan/musibah tidak akan menemukan isyarat pencerahan berupa teguran dan peringatan atau ‘ujian kenaikan’ kecuali dia mampu bersabar, menerima apa yang telah digariskan dengan tanpa meninggalkan usaha dan doa.

Suatu penelitian menyebutkan bahwa orang yang selalu membanding-bandingkan kekayaan/jabatannnya dengan kerabat atau teman dekatnya, cenderung tidak bahagia dan kerap merasa kecewa.

Lantas, bagaimana menemukan kebahagiaan itu? Sebenarnya, bahagia itu sederhana. Kunci kebahagiaan terletak pada keimanan dan sikap kita sebagai orang yang beriman. Dengan mensyukuri segala sesuatu yang kita miliki, dan berjuang sepenuh hati untuk tujuan yang besar dan positif, maka kebahagiaan akan selalu mengalir di kehidupan kita. Wallahu a’lam bishshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Telu Wolu 38

Most Reading

Jadwal Waktu Sholat