Sebagian orang beranggapan bahwa keridho-an Allah di bulan
Ramadhan bisa didapatkan hanya dengan menahan lapar dan dahaga mulai terbitnya
fajar sampai terbenamnya matahari waktu maghrib. Padahal tidak demikian, karena
puasa adalah suatu ibadah yang sangat sempurna yang memiliki beberapa syarat
dan ketentuan yang harus dipenuhi. Apabila ketentuan tersebut tidak dipenuhi
maka mustahil Allah akan ridho dengan apa yang telah dikerjakannya. Alih-allih
mendapat pahala yang berlipat ganda, justru yang ia dapatkan hanyalah siksaan
yang berupa lapar dan dahaga di dunia, dan lebih parah lagi siksaan yang pedih
kelak di akhirat.
Ibnu Majah telah meriwayatkan satu hadits dari Abu Hurairah
radhiyallallahu anhu, beliau berkata, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
: ”Banyak sekali orang-orang yang berpuasa, yang dia dapatkan dari puasanya itu
hanya lapar dan dahaga. Dan banyak sekali orang yang qiyamullail (ibadah
diwaktu malam), yang dia dapatkan dari ibadahnya itu hanya terjaga di waktu
malam.” (H.R Ibnu Majah)
Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kita berpuasa untuk
membersihkan diri kita dari nafsu-nafsu yang kotor kemudian menghiasinya dengan
akhlaq yang terpuji sehingga mata batin kita menjadi jernih. Allah sebutkan
dalam alqur’an tentang tujuan puasa ini adalah agar kita menjadi orang yang
bertaqwa,
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang-orang yang bertaqwa.” (Q.S Al Baqarah : 182)
Dan inilah puasa yang telah dilaksanakan oleh Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam. Imam Bukhari meriwayatkan satu hadits dari Abu Hurairah
radhiyallahu anhu, beliau berkata, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam : “Barang siapa yang tidak mau meninggalkan perkataan dan pekerjaan
bohong, maka Allah tiada peduli dengan apa yang diusahakannya dengan meninggalkan
makan dan minum (puasanya).” (H.R Imam Bukhori)
Dalam riwayat yang lain sahabat Abu Hurairah radhiyallahu
anhu juga menyebutkan,
“Bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Allah
subhanahu wata’ala berfirman (dalam hadits qudsi) : “Semua amal ibadah manusia
bagi mereka sendiri kecuali puasa, karena puasa adalah hakku dan Aku yang akan
melipat gandakan pahalanya sesuai kehendak-Ku. Dan puasa merupakan perisai
(yang menghalangi gerak nafsu), maka ketika datang masa puasa salah seorang
diantara kalian, janganlah ia berkata yang kotor dan membentak-bentak. Jika ada
yang memaki atau memusuhinya maka hendaklah ia berkata, “saya adalah orang yang
sedang berpuasa”. (H.R Imam Bukhori)
Maka dari itu, jagalah
selalu puasa kita dan sempurkanlah ibadah kita. Sadarilah bahwa pahala yang
dijanjikan untuk orang-orang yang berpuasa hanyalah diperuntukkan bagi mereka
yang bisa menahan diri mereka dari perilaku yang dilarang oleh Allah subhanahu
wata’ala dan Rasul-Nya, tidak hanya dengan menahan lapar dan dahaga seharian.
Coba sejenak kita renungkan,
Apa yang telah kita kerjakan seharian ini… masihkah
kata-kata kotor keluar dengan begitu mudahnya dari mulut ini, masihkah
pandangan-pandangan jahil yang menuntun mata ini, masihkah tangan dan kaki ini
bergerak sekehendak diri mengikuti nafsu yang semakin menjadi-jadi…
Duh Gusti… berilah hamba-Mu ini kekuatan agar mampu melewati
sisa waktu yang Engkau berkahi, mengisinya dengan hal-hal yang membahagiakan-Mu
dan Membahagiakan Kekasih-Mu, Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar