Kita tahu
semua orang memandang rendah terhadap orang yang gagal, memandang
sebelah mata terhadap ‘’mereka yang terpuruk”. Gagal dianggap sebagai
pantangan, mengukur seseorang melalui prestasi yang diraih, menilai
tinggi kesuksesan dan menilai rendah terhadap kegagalan. Memuji-muji
mereka yang sukses dan mencemooh, menghina bahkan memandang rendah
mereka yang gagal. Sehingga gagal dianggap sebagai aib yang haram
terjadi.
Benarkah seburuk itu kegagalan?
Tidakkah kita
membaca… Kenyata’anya, dalam kehidupan ini banyak tokoh-tokoh besar, tak
terkecuali para Rasul yang dibekali dengan berbagai kelebihan terlahir
dan dikenal setelah mereka digembleng oleh berbagai kegagalan. Bahkan
semakin banyak mereka gagal semakin hebat mereka sesudahnya.
Terus… masihkah kita takut mengalami kegagalan jika kegagalan itu adalah jalan menuju kesuksesan???.
Teringat sebuah kata bijak, “hanya layang-layang yang berani menantang laju angin yang mampu terbang tinggi”.
Pada dasarnya semua orang beranggapan penting menang terlalu
dibesar-besarkan sehingga lupa bahwa sesungguhnya dengan kegagalan kita
akhirnya menjadi pemenang yang unggul.
Nah, kalau begitu kenapa kita mesti takut gagal jika kegagalan adalah step yang mesti kita lalui dalam proses mencapai kesuksesan.
Nah, kalau begitu kenapa kita mesti takut gagal jika kegagalan adalah step yang mesti kita lalui dalam proses mencapai kesuksesan.
Oh salah ..., lebih tepatnya
“kesuksesan sejati”, karena kita lebih tahu secara komplek mengenai
kesuksesan yang telah kita raih, bukan sekedar sukses, tapi kita juga
mendapatkan pelajaran dari kegagalan yang kita alami sebelumnya.
Seringkali orang-orang memandang orang yang sukses dari segi suksesnya
saja tanpa tahu liku-liku di balik perjalanan menuju kesuksesan itu.
Padahal di balik kesuksesan seseorang terdapat seribu kegagalan yang dia
alami sebelum akhirnya menuai kesuksesan.
“Orang yang ‘sukses’
sebenarnya lebih banyak mengalami kegagalan dari pada orang yang
‘gagal’, hanya karena mereka lebih banyak mencoba dari pada orang yang
tidak sukses”. Ya begitulah sebenarnya apa yang terjadi, selalu mencoba
dan mencoba. Gagal bukanlah sebuah akhir perjuangan melainkan gagal
adalah pelajaran dari awal perjuangan kita yang lebih cerdas. Jadi, jika
kita ingin menjadi sesuatu maka kita harus bersedia melakukan apa yang
dibutuhkan untuk menjadi sesuatu itu.
// hanya layang-layang yang berani menantang laju angin yang mampu terbang tinggi //
Setiap orang minimal harus
pernah gagal sekali. Semakin parah kegagalan, semakin besar peluang
meraih kesuksesan di kemudian hari. Tapi jika kita tidak berani
mengambil resiko kegagalan, ada satu cara mengelak dari keterpurukan
akibat kegagalan. “Jangan menjadi apa-apa dan jangan berbuat apa-apa,
bunuh semua cita-cita”. Solusi ini terbukti dan telah teruji tak pernah
gagal.
Kalau begitu, masihkah ada alasan bagi kita untuk takut
akan kegagalan ?. Jangan berhenti untuk terus mencoba, karena kita tak
akan pernah tahu hasilnya sampai kita mencobanya. Seperti kata Iwan
Fals, “Jalan masih teramat jauh, mustahil berlabuh bila dayung tak
terkayuh”.
Balik lagi, kegagalan bukanlah sebuah akhir dari
perjalanan hidup kita, melainkan awal dari perjuangan hidup kita yang
lebih cerdas. Kesuksesan itu telah ada di hadapan kita, tinggal kita mau
meraihnya apa tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar