Perasaan galau tidak
karuan, gampang sedih, ngambek, mudah tersinggung dan menangis sepertinya sudah
menjadi menu bulanan perempuan yang mengalami haid. Meskipun tidak selalu
muncul, namun sudah dimaklumi bahwa perempuan akan menjadi lebih sensitif
ketika datang bulan. Suatu hal yang wajar namun bisa diatasi insyaallah,
tentunya dengan cara-cara yang syar’i supaya hari-hari yang dilalui seorang
perempuan haid bisa lebih bernilai positif.
Mengapa Jadi Lebih
Sensitif ? Kondisi emosional perempuan yang sedang haid memang lebih labil dari
biasanya. Hal ini bukan sekedar mitos namun fakta yang bisa dijelaskan secara
ilmiah. Semua perubahan kondisi fisik dan kejiwaan perempuan haid disebabkan
oleh hormon yang dihasilkan oleh ovarium. Maka tidak heran jika perempuan yang
sedang haid menjadi lebih labil (berubah-ubah), kadang sangat bersemangat,
namun kadang sangat sensitif dan mudah tersinggung.
Mengenal Sindrom Pre
Menstruasi atau PMS (Pre Menstruation Syndrome)
Sindrom pre-menstruasi
atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome) merupakan
kumpulan gejala fisik, psikologis dan emosi yang terkait dengan proses
terjadinya siklus haid perempuan. Sekitar 80%-95% perempuan pada usia
melahirkan mengalami gejala-gejala pra-haid yang dapat mengganggu beberapa
aspek dalam kehidupannya.
Gejala tersebut
seringkali terjadi secara teratur pada dua pekan periode sebelum haid. Hal ini
dapat hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut
setelahnya. Sebagian kecil dari kalangan perempuan antara usia 20 hingga 35
tahun dapat mengalami sindrom pra-haid dengan sangat hebat pengaruhnya.
Terkadang mengharuskan mereka beristirahat dari kesibukan rutinitias hariannya.
Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan. Gejala
tersebut terjadi sekitar dua pekan sebelum haid dan seringkali dianggap hal
yang lumrah bagi perempuan usia produktif.
Sekitar 80%-95% perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pra-haid yang dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya.
Faktor Risiko
Terjadinya Sindrom Pre Menstruasi
Ada beberapa faktor
yang meningkatkan risiko terjadinya PMS, antara lain:
• Perempuan yang pernah
melahirkan (PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila
pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksemia).
• Status perkawinan (perempuan
yang sudah menikah lebih banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum).
• Usia (PMS semakin sering
dan mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun).
• Stres (faktor stres
memperberat gangguan PMS).
• Diet (faktor
kebiasaan makan seperti tinggi gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda,
produk susu, makanan olahan, memperberat gejala PMS).
• Kekurangan zat-zat
gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin E, vitamin C, magnesium, zat
besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan minum alkohol
juga dapat memperberat gejala PMS.
• Kegiatan fisik
(kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).
Mengenal 4 Tipe Sindrom
Pre Menstruasi
Ada 4 tipe PMS dan
setiap tipe memiliki gejalanya sendiri, yaitu :
1. PMS tipe A (anxiety)
ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan
labil. Bahkan beberapa perempuan mengalami depresi ringan sampai sedang saat
sebelum mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesteron, dimana hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan
dengan hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang dilakukan untuk
mengurangi gejala, tetapi beberapa peneliti mengatakan, pada penderita PMS bisa
jadi kekurangan vitamin B6 dan magnesium. Penderita PMS A sebaiknya banyak
mengonsumsi makanan berserat dan mengurangi minum kopi.
2. PMS tipe H (hyperhydration) memiliki gejala
edema (bengkak), perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan
kaki, peningkatan berat badan sebelum haid. Gejala tipe ini dapat juga dirasakan bersamaan dengan tipe PMS lain.
Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada jaringan di luar sel
(ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula pada diet penderita.
Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi (penimbunan) air dan natrium
pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala
ini penderita dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula serta membatasi minum
sehari-hari.
3. PMS tipe C (craving)
ditandai dengan rasa lapar ingin mengonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya
coklat) dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20
menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia
seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang terkadang sampai
pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran hormon insulin dalam tubuh
meningkat. Rasa ingin menyantap makanan manis dapat disebabkan oleh stres,
tinggi garam dalam diet makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega
6), atau kurangnya magnesium.
4. PMS tipe D
(depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin menangis, lemah,
gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata- kata
(verbalisasi), bahkan kadang- kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba
bunuh diri.
Biasanya PMS tipe D
berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe PMS
benar-benar murni tipe D. PMS tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan
hormon progesteron dan estrogen, hormon progesteron dalam siklus haid terlalu
tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya.
Kombinasi PMS tipe D
dan tipe A dapat disebabkan oleh stres, kekurangan asam amino tyrosine,
penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan magnesium dan vitamin
B (terutama B6). Ada pula kram perut pada hari pertama atau satu hari menjelang
datang bulan. Banyak perempuan yang mengeluh sakit perut atau tepatnya kram
perut.
Gangguan kram perut ini
tidak termasuk PMS walaupun kadang bersamaan dengan gejala PMS.
Bagaimana Cara
Mengendalikan Emosi?
Sebagaimana kita perlu
mengendalikan emosi marah, maka emosi sedih dan gundah gulana juga perlu kita
kendalikan. Kondisi kejiwaan dan emosional yang sedang labil tidak boleh
menjadi alasan untuk terus menerus larut dalam kesedihan. Berikut ini beberapa
langkah yang bisa ditempuh para perempuan untuk mengendalikan kondisi emosional
ketika sedang haid :
. . . tidak pernah didapati orang yang ikhlas dalam berdzikir dan berdoa kepada Allah mengalami depresi atau yang semisalnya.
1. Banyak berdzikir, mengingat
Allah.
Kondisi seseorang yang
menenangkan diri dengan cara berdzir dan berdoa pada Allah terbukti bisa melejitkan kadar serotonin
(hormon yang memunculkan efek bahagia atau gembira). Maka tidak pernah didapati
orang yang ikhlas dalam berdzikir dan berdoa kepada Allah mengalami depresi
atau yang semisalnya.
2. Mengalihkan emosi
negatif ke hal-hal yang lebih bersifat positif.
Adakalanya kita tidak
bisa tenang dengan sekedar meniatkan atau menginginkannya. Untuk itu diperlukan
usaha untuk lebih menekan perasaan atau suasana hati yang tidak baik. Alihakan
emosi dan tenaga yang dimiliki kepada kegiatan yang lebih bermanfaat dan
tentunya tidak melanggar syari’at. Mendengarkan kajian sambil minum segelas
minuman hangat bisa jadi pilihan ketika kita butuh menenangkan diri. Jangan mengikuti
perasaan dengan membiarkan diri kita melamun atau mengerjakan hal-hal negatif
seperti misalnya banyak mengeluh di facebook atau marah-marah tanpa alasan yang
jelas.
3. Terapi bicara pada
orang lain.
Dalam kondisi
sendirian, seseorang lebih mudah terjatuh pada kegiatan negatif karena
kurangnya kontrol sosial. Carilah teman yang bisa memberikan nasihat bermanfaat
dan amanah (bisa dipercaya). Terapi bicara disini tidak berarti kita harus
menumpahkan semua uneg-uneg hingga membuka aib pribadi. Bicara yang dimaksud
adalah berusaha tetap terkoneksi dengan orang di sekitar kita, semisal
orangtua, saudara, atau teman. Pembicaraan yang diangkat hendaknya yang
bermanfaat dan tidak menambah beban pikiran kita. Ketika kita berbicara pada
orang yang kita percaya, maka tubuh kita akan melepaskan senyawa-senyawa kimia
yang merangsang perasaan gembira. Yang paling menonjol adalah dilepaskannya
oksitosin akibat adanya perasaan aman, penuh dukungan, dan positif. Terapi
bicara juga ditujukan untuk mempelajari strategi baru dalam mengatasi stress
atau tekanan. Jika kondisi memungkinkan, momen silaturrohim ke keluarga atau
ziarah ke rumah temah bisa menjadi wasilah (jalan) untuk melakukan terapi
bicara.
4. Berolahraga.
Perempuan yang sedang
haid tidak dilarang melakukan olahraga selama tidak berlebihan. Jangan lupa
untuk melakukan pemanasan supaya perut tidak kram. Pilih olahraga ringan namun
kontinu seperti jalan kaki atau senam. Tidak perlu sampai berjam-jam, cukup
20-30 menit namun rutin dalam berolahraga.
5. Mengerjakan Hobi.
Kesukaan kita pada
sesuatu hal akan sangat membantu meningkatkan mood atau suasana hati yang tidak
baik. Namun tentu saja kita harus memilih hobi yag bermanfaat dan tidak
menyalahi syari’at. Kerjakan hobi di saat kita mulai dilanda suasana hati tidak
menentu maka kita akan merasakan manfaatnya. Mungkin saja kita sudah lama tidak
mengerjakan hobi karena minimnya waktu luang, maka ketika ada kesempatan segera
manfaatkan dengan sebaik- baiknya. Hobi membaca, menulis, berkebun, menyulam,
menjahit, atau memasak merupakan beberapa contoh hobi yang bisa dikerjakan
perempuan yang sedang haid tanpa harus keluar rumah.
Beberapa contoh yang
disebutkan di atas hanya sebagian kecil contoh cara-cara untuk mengatasi suasan
hati yang tidak baik ketika sedang haid. Masih banyak lagi cara lain yang bisa
ditempuh untuk menyingkirkan perasaan sedih atau galau. Namun satu hal yang
harus selalu diingat, hendaknya jangan selalu mengikuti kata hati dan
berhati-hatilah dengan bisikan syaithon. Hal ini mengingat kondisi keimanan
seorang perempuan yang sedang haid biasanya turun drastis dari hari biasanya.
Tepislah setiap niat atau pikiran buruk dan segera alihkan pada hal-hal yang
bermanfaat. Meskipun tidak bisa sholat atau puasa, namun masih banyak ibadah
yang bisa dikerjakan ketika sedang haid, seperti sedekah, mendengarkan kajian,
dan perbuatan-perbuatan baik lainnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita
semua.