Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Join us on Facebook

Side Ads

Cari Blog Ini

My Facebook

.

.

Yang Hilang Dari Negeriku

Jumat, 20 Mei 2016

Catatan dari seorang kawan,

Foto di bawah ini, adalah pemandangan yg lazim disaksikan tempo dulu. Kala anak-anak murid mau memasuki sekolah tempat menimba ilmu.
Mereka melewati pintu depan yg sudah ditunggu oleh tuan guru. Semua berjalan menunduk sebagai bentuk hormat dan "ngajeni" kepada yang lebih tua.
Berjalan membungkuk bukan hanya sekedar tata cara penghormatan. Tapi juga sebuah simbol mau merendahkan diri kepada manusia lain yang dinilai lebih berat "isinya". Bisa ilmunya, bisa usianya, atau bisa karena maqom (kedudukan) nya.
Namun sekarang itu nampaknya sudah mulai hilang dan mungkin hanya tinggal cerita yg bisa dikenang. Sekarang, pendekatan guru sebagai teman terkadang malah kebablasan. Tak ada lagi sikap sungkan. Tak ada lagi ewuh pekewuh kepada sang guru. Karena dianggap teman dan sekedar fasilitator pendidikan.
Ditempeleng, lapor komnas HAM. Kalau murid gagal, guru disalahkan.
Saya masih ingat, bagaimana dulu, saya dan kawan-kawan sebaya berlomba menjemput guru kami saat memasuki pagar. Ada yg berebut membawakan sepedanya dan membawakan tasnya. Yang tak kebagian. Tetap bisa berebut untuk urusan salim mencium tangan.
Diperintah guru mengambil kapur adalah sebuah kebanggaan prestisius. Mengunjunginya saat sakit adalah aturan tak tertulis yg membuat para murid bergegas dan berinisiatif patungan lalu membuat rencana untuk mewujudkan.
Gambar ini berbicara lebih dari sekedar tata krama. Tapi juga sebuah kesiapan menerima. Dan ikrar tanpa kata, "Bahwa kami ingin diajari menjadi manusia".
Semoga kita kembali menjadi bangsa yang tahu tata krama pada yang tua, dan mengerti bahwa menjaga adab dan sopan santun bukanlah bagian dari keprimitifan.

Sebenarnya 'Galau' Bukan Sih?

Jumat, 06 Mei 2016


Ada yang bilang ”Untuk sukses kita mesti punya ATM”. Lah, apa hubungannya sukses sama ATM? Untuk modal kerja maksudnya?  Meski punya modal banyak tapi skil gak memadai hasilnya akan nihil juga kan.. trus apa gunanya ATM kalau nyatanya pengetahuan pas-pasan?. Eit, tunggu dulu.. ATM yang saya maksud di sini bukan sembarang ATM, yang saya maksud ATM A-nya adalah Amati, T-nya Tiru dan M maksudnya Modifikasi. Ini jurus lawas sih sebenarnya, tapi jangan khawatir.. khasiatnya masih terjaga sampai akhir dunia.
Menurut saya, untuk sukses gak perlu ndadak punya ATM segala, saya cukup dengan Triple N ( 3N ) saja. N yang pertama Niteni, N yang kedua Nirokke. Dan N selanjutnya Ngembangke.
Up’s sama ya… Ya wis lah, pokok gitu.
Bukannya saya bermaksud menggurui. Hanya membagi sedikit yang pernah saya baca. Kali aja Anda belum membaca. Kalau sudah ya untuk sekedar mengingatkan saja, tak ada ruginya. Apalagi kalau sedang dilanda galau tiada ujung - laiknya saya, mungkin akan berfaedah.
Saya yang galau adalah saya yang lupa cara untuk bersenang-senang. Selalu disibukkan dengan rutinitas itu-itu melulu. Atau malah tak ada kesibukan sama sekali alias nganggur(dot)com. Ini yang membikin saya pening tanpa musabab yang pasti. Tapi efeknya begitu nyata. Saya dibuat tak berdaya untuk melakukan apa-apa. Mengharu-biru tragis. Tapi tak separah itu juga kali... Nyatanya kini saya masih bisa membagi pengalaman. yang menimpa saya. Mungkin saja tak pelak muspro buat anda di lain kesempatan. Aih, bukannya saya menghendaki anda untuk menjadi galau, bukan.. bukan itu tujuan saya. Hanya saja untuk sedia payung sebelum hujan. Kali aja bola liar kegalauan dioper ke anda. Jangan anggap saya orang yang amat parau, karena banyak cetus ini itu. Tak ada tedeng aling-aling apa-apa. Kan ini semata niatan tulus saya untuk berbagi. Itu saja, tidak kurang dan tidak lebih. Yah, kalau kurang ya mohon dijangkepi. Kalau lebih, boleh anda ambil, monggo silahkan.

//dan akhirnya sayapun berpikir 'Nyambung nggak sih???'
 
Powered by Telu Wolu 38

Most Reading

Jadwal Waktu Sholat