Ketidaktahuan akan masalah agama nggak semuanya merupakan hal yang bisa ditolerir,,
Sangatlah tepat jika ada yang mengatakan
“orang yang bodoh adalah musuh bagi dirinya sendiri” so, orang yang
jernih akalnya akan selalu mendahulukan perkara-perkara terpenting
diantara yang penting… maka cobalah kita bertanya pada diri kita.. “ADAKAH YANG LEBIH PENTING DARI MENUNTUT ILMU AGAMA..???
Bukankah Allah subhanahu wata’ala telah berfirman,
إنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
Sementara kita jelas-jelas ingin menjadi
yang terbaik-yang dipandangNya, dengan cara memperjuangan sifat diri
dalam penghambaan kepadaNya melalui “CARA-CARA YANG TELAH DITENTUKANNYA”
demi untuk meraih taqwa yang didamba. Nah,, untuk meraih taqwa jalan
satu-satunya tentunya dengan mempelajari ilmu agama,,
Lha bagaimana bisa taqwa kalau Nggak
ngerti halal-haram, Nggak bisa bedakan yang wajib dan yang sunnah, Nggak
ngerti perkara yang manfaat dan yang membahayakan agamanya…??? It’s a
IMPOSSIBLE strength…
Kita sama-sama ngerti bahwa ilmu agama
adalah ilmu yang punya keutamaan yang begitu besar untuk dipelajari,
maka kita mesti terus memupuk rasa semangat dalam diri kita sehingga
tidak kendor. Lantas, bagaimana caranya..???
Coba kita perhatikan bagaimana teladan ulama dalam hal semangat belajar ini;
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
احْرِصْ عَلَى مَايَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
وَلاَتَعْجِزْ
“Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu, minta tolonglah pada Allah, dan jangan menjadi orang yang lemah (patah semangat).” (HR. Muslim no. 2664).
Imam Nawawi mengatakan tentang hadits di atas, “Bersemangatlah dalam melakukan ketaatan pada Allah, selalu berharaplah pada Allah dan carilah dengan meminta tolong pada-Nya. Jangan patah semangat, yaitu jangan malas dalam melakukan ketaatan dan jangan lemah dari mencari pertolongan.” (Syarh Shahih Muslim, 16 : 194).
Dalam hadits di atas disebutkan ada tiga cara yang dapat kita pahami agar semangat kita dalam belajar tidak kendor, yaitu:
1- Semangat untuk meraih ilmu yang
bermanfaat. Ketika seseorang mendapatkan hal yang bermanfaat tersebut,
hendaklah ia terus semangat untuk meraihnya.
2- Meminta tolong pada Allah untuk meraih ilmu tersebut.
3- Tidak patah semangat untuk meraih tujuan.
Mari kita lihat beberapa perkataan ulama salaf yang menunjukkan semangat mereka dalam belajar.
Al Junaid rahimahullah berkata :
مَاطَلَبَ أَحَدٌ شَيْئاً بِجِدٍّ وصِدْقٍ إلاَّ
نَالَهُ، فَإِنْ لَمْ يَنَلْهُ كُلَّهُ نَالَهُ بَعْضَهُ
“Tidaklah seseorang mencari sesuatu dengan sungguh-sungguh dan penuh kejujuran, melainkan ia akan meraihnya, jika tidak seluruhnya, ia pasti meraih sebagiannya.”
Lihat saja bagaimana semangat para ulama. Ketika Imam Ahmad bin Hanbal masih usia belia, terkadang beliau sudah keluar menuju halaqoh para
ulama sebelum Shubuh. Ibunya saat itu mengambil bajunya dan mengatakan
–sebagai tanda sayang pada Imam Ahmad-, “Tunggu saja sampai suara adzan
dikumandangkan atau tiba waktu Shubuh.”
Coba perhatikan, Imam Ahmad sebelum
Shubuh saja sudah bersiap-siap untuk belajar, sedangkan mata kita saat
itu masih sulit untuk bangkit dari tidur yang nyenyak!
Lihat pula bagaimana semangat Al Khotib Al Baghdadi
ketika membaca kitab Shahih Al Bukhari hingga tuntas pada gurunya
Isma’il Al Hiriy dalam tiga kali majelis. Bagaimana majelis tersebut?
Majelis pertama dan kedua dibacakan kitab shahih tersebut mulai dari
Maghrib hingga Shubuh. Majelis ketiga, shahih Bukhari dibacakan dari
waktu Dhuha hingga Maghrib dan dilanjutkan terus hingga terbit fajar
Shubuh.
Lihat pula semangatnya Abu Muhammad bin At Tabban dalam
awal-awal belajar. Ia ketika itu belajar dalam seluruh malam. Karena
begitu sayang, ibunya sampai melarang ia membaca di malam hari seperti
itu. Caranya agar bisa terus belajar, Abu Muhammad mengambil lampu dan
diletakkan di bawah baskom sehingga dikira dirinya sudah tidur. Jika
ibunya telah tidur, ia mengambil kembali lampu tersebut dan ia
melanjutkan belajarnya di malam hari.
Subhanallah! Luar biasa semangat Abu Muhammad rahimahullah dalam belajar. Bagaimana dengan kita yang terus malas-malasan bahkan mungkin tidak pernah mengenal begadang (saharul-layaali) dalam menimba ilmu agama Islam?
Ibnu ‘Aqil ketika usianya mencapai 80 tahun, ia bersenandung:
Semangatku tidaklah luntur di masa tuaku,
Begitu pula semangatku dalam ibadah tidaklah usang.
Walau terdapat uban di rambut kepalaku, namun tidak melunturkan semangatku.
Hanya Allah yang memberi taufik untuk terus semangat dalam belajar.
Masih banyak cerita-cerita dari mereka
para ulama yang begitu gigih dan tak pernah patah semangat dalam menimba
ilmu agama. Namun, cukup kiranya sedikit cerita di atas dapat menggugah
semangat kita untuk terus dan terus megkaji dan mendalami ilmu agama,
meskipun di luar sana banyak sekali yang mencibirnya. Semoga kita semua
menjadi pribadi yang lebih mengenalNya agar apa yang kita idam-idamkan
terlaksana, yaitu menjadi sosok yang bertaqwa kepadaNya.
اللّهُمّ أَرِنَا الحَقَّ حَقًّا وارْزُقْنَا
اتِّباَعَهُ، وأَرِنَا الباَطِلَ بَاطِلاً وارْزُقْناَ اجْتِناَبَهُ ولَا
تَجْعَلْهُ عَلَيْناَ مُتَشَابِهاً فَنَتَّبِعَ الهَوَى
Wallallahu a’lam bishsshowab,